Samarinda, Klausa.co – Menjelang Ramadan 1445 Hijriah, pedagang di Pasar Kedondong, Samarinda, mengalami kenaikan harga telur yang fluktuatif. Harga per rak telur kini mencapai Rp 68.000, sebuah tren kenaikan yang dimulai beberapa hari sebelum Ramadan dan diperkirakan akan berlanjut.
Meski harga meningkat, warga lokal tetap setia pada telur sebagai bahan pokok selama bulan suci.
Winda, pedagang berumur 30 tahun di pasar tersebut, menyatakan bahwa harga tertinggi yang ia tawarkan adalah Rp 68.000 per rak. “Namun, saya bisa memberikan harga terendah sekitar Rp 62.000 per rak,” imbuhnya.
Fluktuasi harga ini berimbas pada penjualan. “Perubahan harga telur yang tak menentu, terkadang naik atau turun, mempengaruhi keuntungan saya. Dulu, saya bisa mendapat untung Rp 1.000 per rak, kini hanya Rp 500,” keluh Winda.
Ia mendapat pasokan telur dari Surabaya, Jawa Timur, yang harganya lebih kompetitif dibandingkan telur lokal Samarinda. “Harga telur dari Surabaya berkisar Rp 55.000 hingga Rp 58.000 per rak, sementara telur lokal bisa mencapai Rp 60.000 per rak,” jelasnya.
Untuk mempersiapkan Ramadan, Winda mendatangkan telur dalam jumlah besar, sekitar 180-200 ikat, yang cukup untuk stok mingguan.
Ia berharap harga telur akan stabil selama Ramadan, mengingat permintaan yang cenderung meningkat. (Yah/Fch/Klausa)