Samarinda, Klausa.co – Ancaman gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak yang disebabkan oleh obat sirop menggemparkan publik tanah air. Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Ikatan Farmasi Indonesia (IAI) terkait penggunaan dan penjualan obat dalam bentuk cair kepada anak khususnya di Kota Tepian.
Dirinya menerangkan, perlu adanya langkah yang dilakukan bersama-sama dalam mengatasi kejadian ini. “Persoalan tersebut jangan dianggap sepele karena bisa membawa bahaya dalam hitungan jam atau hari serta dapat mengancam anak-anak,” ujar Rusmadi Wongso saat ditemui hari ini (25/10/2022).
Pemerintah Kota Samarinda saat ini tengah melakukan antisipasi dalam rangka terus mempersiapkan diri dan melakukan pemeriksaan terhadap gejala yang timbul pada anak. Diketahui, kasus gangguan atau gagal ginjal akut dilaporkan pertama kali terjadi pada 2 Januari 2022. Namun, tren peningkatan baru terlihat mulai Agustus, yakni dengan 36 kasus. Laporan bertambah pada September dan Oktober 2022, yaitu sebesar 78 dan 110 kasus.
Rusmadi mengimbau agar masyarakat khususnya Kota Samarinda untuk mengerti soal gejala baru ini. Pasalnya, di tengah masyarakat banyak yang belum paham terkait kejadian ini. “Sejauh ini belum ditemukan. Tetapi, yang namanya penyakit tentu harus waspada. Apalagi dalam keadaan cuaca ekstrem yang terkadang anak-anak mudah jatuh sakit, demam dan batuk,” ujar Rusmadi.
Selain itu, orang nomor dua di Samarinda ini membeberkan, pihaknya akan melakukan sosialisasi bersama stakeholder yang memiliki kewenangan untuk bersama-sama mengambil langkah dalam menghadapi ancaman gagal ginjal yang disebabkan oleh obat sirop ini.
(Sww/ADV/Pemkot Samarinda)
IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS