Kukar, Klausa.co – Alih fungsi lahan bekas tambang menjadi kebun jagung bukanlah perkara mudah. Tapi di Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, semangat untuk mandiri dan bangkit dari ketergantungan terhadap sektor ekstraktif kini mulai tampak nyata.
Lahan bekas tambang seluas 40 hektare yang dulunya tak lebih dari kawasan gersang dan tidak produktif, kini mulai dikelola sebagai lahan pertanian. Jagung menjadi komoditas utama. Pilihannya bukan tanpa alasan. Selain minim kebutuhan air, jagung dinilai mampu menjawab kebutuhan pangan sekaligus membuka sumber penghasilan baru bagi warga.
“Dengan keterbatasan sawah yang kami miliki, budidaya jagung bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Yahya, Kepala Desa Embalut, saat ditemui di kantor desa.
Menurut Yahya, program pertanian berbasis lahan bekas tambang sudah masuk dalam prioritas desa tahun 2025. Pemerintah desa pun telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung para petani, dari penyediaan bibit hingga pendampingan teknis.
“Ini bukan proyek sesaat. Kami siapkan anggarannya, kami kawal pelaksanaannya. Harapannya, warga benar-benar merasakan hasilnya, baik secara ekonomi maupun sosial,” tegas Yahya.
Rencananya, lahan pertanian tersebut akan menjadi lokasi kunjungan kerja tiga kementerian sekaligus. Di antaranya, Kementerian Desa, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun agenda itu urung terlaksana dan dijadwalkan ulang usai Lebaran.
“Kami tetap berharap kedatangan mereka bisa terealisasi. Dukungan dari pusat akan sangat berarti untuk memperkuat langkah desa,” tambah Yahya.
Pertanian dan perikanan telah lama menjadi sandaran hidup masyarakat Embalut. Namun kini, dengan tambahan semangat untuk mereklamasi lahan rusak, desa ingin membuka lembaran baru.
“Lahan bekas tambang bukan akhir segalanya. Kalau dikelola dengan benar, bisa jadi masa depan,” tutup Yahya. (Yah/Fch/ADV/Pemkab Kukar)