Samarinda, Klausa.co – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kota Samarinda dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan risiko banjir di sejumlah wilayah. Kondisi ini diperburuk oleh kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mempercepat aliran air dari hulu ke hilir.
Berdasarkan data Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Benanga tercatat mencapai 8,03 meter di atas permukaan laut (Mdpl), menempatkannya pada status siaga. Hujan ekstrem dengan curah 115 mm pada Minggu (26/1/2025) menjadi salah satu penyebab lonjakan TMA tersebut.
“Kerusakan DAS menjadi faktor utama yang memperparah situasi. Air dari hulu mengalir deras membawa sedimen, sehingga volume air di bendungan meningkat lebih cepat,” kata Lesty, perwakilan dari Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan VI Samarinda, Selasa (28/1/2025).
Sebagai langkah mitigasi, pihak BWS mulai melakukan pengeluaran air secara perlahan dari Bendungan Benanga dan Lempake untuk mengurangi tekanan.
“Elevasi air di Bendungan Lempake saat ini telah mencapai 795, artinya status siaga telah diberlakukan. Namun, dengan cuaca yang mendung, potensi kenaikan masih sangat besar,” tambah Lesty.
BWS juga mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling berisiko terdampak banjir, seperti Betapus, Bengkuring, Griya Mukti, Pemuda, Gelatik, dan Dr. Sutomo. Sebagai bentuk antisipasi, pemberitahuan resmi akan segera disampaikan kepada masyarakat di hilir agar meningkatkan kewaspadaan.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menyoroti kondisi darurat yang tengah dihadapi.
“Kami telah menerima laporan awal bahwa beberapa titik mulai tergenang. Warga yang tinggal di sepanjang Sungai Karang Mumus (SKM) diimbau untuk lebih waspada. Kami juga meminta masyarakat untuk memantau informasi terbaru terkait cuaca,” jelasnya.
BMKG memperkirakan hujan akan terus mengguyur Samarinda hingga Februari mendatang.
“Kami meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi kemungkinan banjir dan tetap mengikuti perkembangan dari pihak terkait,” tutup Suwarso. (Yah/Fch/Klausa)