Jakarta, Klausa.co – Festival budaya di Kalimantan Timur (Kaltim) tidak hanya mencerminkan kekayaan tradisi, tetapi juga menjadi magnet wisatawan. Hal ini ditegaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, saat meluncurkan Calendar of Event (COE) Kalimantan Timur 2025 di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Menurut Sri Wahyuni, setiap daerah di Kaltim memiliki ciri khas festival yang unik, mulai dari yang tradisional hingga kontemporer.
“Semua daerah punya festival dengan karakteristik masing-masing yang harus terus dipromosikan,” ujarnya.
Ia menyoroti beberapa festival unggulan, seperti Festival Lom Plai di Kutai Timur yang mengangkat budaya Hudoq, serta Festival Erau di Kutai Kartanegara. Kedua festival ini, menurutnya, harus terus diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Sri Wahyuni menegaskan, kesuksesan festival budaya tidak bisa lepas dari komitmen dan konsistensi daerah.
“Event yang digelar harus diperkuat dan dibranding dengan baik agar menarik minat wisatawan. Contohnya, Festival Lom Plai di Muara Wahau atau Kampung Budaya Pampang di Samarinda,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas penyelenggaraan event setiap tahun.
“Event seni dan budaya harus selalu naik kelas. Harus ada evaluasi, baik dari sisi penyelenggara, pengisi acara, maupun pengalaman pengunjung,” kata Sri.
Sebagai wilayah yang kini menyandang status Ibu Kota Nusantara (IKN), Kaltim didorong untuk menggelar event berskala internasional.
“Potensi lintas daerah harus dioptimalkan agar event kita semakin besar dan menarik wisatawan global,” tegasnya.
Sri optimistis, dengan branding dan pengelolaan yang terencana, Kaltim bisa menjadi tujuan wisata budaya yang semakin diminati di tingkat nasional maupun internasional.
“Event-event budaya ini harus menjadi agenda tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat,” tutupnya. (Wan/Fch/Klausa)