Samarinda, Klausa.co – Joko Wiratno, anggota Komisi IV DPRD Samarinda, menyoroti kekurangan guru pendamping khusus di sekolah inklusi, dari tingkat PAUD hingga SMP. Kondisi ini memprihatinkan, mengingat peran krusial guru pendamping dalam membantu anak-anak disabilitas belajar dan berkembang.
“Sangat sedikit guru pendamping khusus yang tersedia di sekolah inklusi,” kata Joko, anggota Fraksi PAN. Kritiknya diarahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda yang dianggap belum menunjukkan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini.
Keberadaan tenaga pengajar khusus sangatlah penting untuk mendampingi anak-anak disabilitas selama proses pembelajaran. Mereka memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda, dan guru pendamping terlatih untuk memahami dan mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Joko mempertanyakan langkah Disdikbud dalam mengatasi kekurangan sistem ini. Meskipun upaya pelatihan bagi guru reguler telah dilakukan, Joko berpendapat bahwa strategi khusus masih diperlukan untuk memastikan pendidikan anak berkebutuhan khusus berjalan dengan baik.
Desakan untuk solusi permanen disampaikan Joko kepada Disdikbud Samarinda. “Ini sangat penting bagi masa depan anak-anak kita,” pungkasnya. Masa depan anak-anak disabilitas dipertaruhkan, dan kelambatan dalam menyediakan guru pendamping yang memadai dapat menghambat potensi mereka.
Pendidikan yang inklusif dan berkualitas merupakan hak bagi semua anak, termasuk anak-anak disabilitas. Kekurangan guru pendamping khusus di Samarinda menjadi tantangan besar bagi Disdikbud untuk mewujudkan pendidikan yang adil dan setara bagi semua. (Yah/Fch/ADV/DPRDÂ Samarinda)