Klausa.co

PAUD dan Sekolah Siaga Kependudukan, Strategi Samarinda Cegah Stunting

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin (foto: istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Stunting berdampak negatif pada perkembangan fisik dan mental anak. Oleh karena itu, pemerintah kota Samarinda berupaya menurunkan angka stunting di kota ini menjadi 11 persen pada tahun 2023.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah siaga kependudukan. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin mengatakan bahwa PAUD dan sekolah siaga kependudukan merupakan program yang melibatkan kerjasama antara dinas pendidikan dengan dinas lainnya, seperti dinas kesehatan, dinas sosial, dan dinas kependudukan dan catatan sipil.

“Kami ingin memberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini tentang pentingnya gizi, kesehatan, dan keluarga berencana. Kami juga ingin mencegah perkawinan usia dini yang bisa menyebabkan stunting,” kata Asli Nuryadin pada Rabu (8/3/2023).

Asli Nuryadin menjelaskan bahwa PAUD terdiri dari PAUD pra sekolah dan PAUD holistik. PAUD pra sekolah adalah PAUD yang diselenggarakan sebelum anak masuk sekolah dasar (SD). PAUD holistik adalah PAUD yang menyelenggarakan layanan pendidikan, kesehatan, sosial, dan administrasi kependudukan secara terpadu.

Baca Juga:  PDAM Tirta Kencana Dipanggil DPRD Samarinda Terkait Air Keruh dan Mati

“Kami berharap semua anak di Samarinda bisa mengikuti PAUD sebelum masuk SD. Kami memiliki 436 unit PAUD yang tersebar di seluruh kota,” ujarnya.

Sementara itu, sekolah siaga kependudukan adalah sekolah yang memberikan pemahaman kepada siswa tentang konsep keluarga berencana dan dampaknya terhadap kesejahteraan keluarga. Sekolah siaga kependudukan juga mengajak siswa untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat.

“Kami ingin siswa tahu bahwa dua anak cukup untuk sebuah keluarga. Dengan begitu, anak-anak bisa mendapatkan gizi dan pendidikan yang baik,” ucapnya.

Asli Nuryadin menambahkan bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Ia berharap dengan adanya program-program tersebut, angka stunting di Samarinda bisa menurun dan kualitas hidup anak-anak bisa meningkat.

Baca Juga:  Pemprov Kaltim Percepat Pendidikan Gratis, Gandeng Muhammadiyah sebagai Mitra Strategis

“Kami sepakat bahwa stunting itu harus dikeroyok bersama. Kami tidak ingin ada anak-anak yang terlantar dan tidak berkembang karena stunting,” pungkasnya. (Mar/fch/Adv/Diskominfo Samarinda)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co